SEJARAH PERADABAN YAHUDI (Israel)
Untuk mengetahui sejarah Yahudi harus membicarakan nabi Ibrahim as. Nabi
Ibrahim disebut sebagai imam agama moneistik (Tauhid), yaitu Yahudi, Kristen,
dan Islam. Nabi Ibrahim berasal dari Babylonia, anak seorang pemahat patung
istana bernama Azar. Beliau menentang penyembahan patung yang menyebabkannya
dihukum bakar, tapi Allah menyelamatkannya. Beliau, bersama Sarah isterinya,
hijrah ke Kanaan (Palestina Selatan), kemudian pergi ke Mesir dan menetap di
sana sementara waktu karena di Kanaan terjadi paceklik.
Usia Nabi Ibrahim semakin menginjak usia senja, tapi belum juga dikaruniai
anak. Kemudian beliau menikahi—atas perkenaan Sarah—seorang wanita cantik
bernama Hajar. Sebenarnya Hajar adalah wanita merdeka, bukan seorang budak. Ia
adalah anak dari Raja Mesir, Fir’aun (Syaikh Shafiyyur-rahman Al-Mubarakfury,
Sirah Nabawiyah, 1997: 28). Kemudian beliau sekeluarga meninggalkan Mesir
kembali ke Palestina.
Di Palestina, lahir anak dari Hajar bernama Ismail. Sarah merasa cemburu dan
meminta agar Nabi Ibrahim menjauhkan mereka darinya. Allah membimbing Nabi
Ibrahim menuju lembah tandus dan gersang, yaitu Makkah; daerah yang belum
dihuni manusia satu pun. Nabi Ibrahim membekali keduanya dengan wadah air dan
korma kemudian kembali ke Kanaan. Setelah bekal dan air telah habis, tiba-tiba
air Zamzam memancar berkat karunia Allah. Nabi Ibrahim mengunjungi Nabi Ismail
dan Hajar sebanyak empat kali. Pada pertemuan ketiga mereka sepakat membangun
Ka’bah (Ibid., h. 29-30). Dari keturunan Nabi Ismail as. inilah lahir nabi
penghujung zaman, yaitu Nabi Muhammad Saw.
Nabi Ibrahim dikaruniai anak dari Sarah yang bernama Ishaq. Kemudian Nabi
Ishaq as. dikaruniai anak bernama Yaqub, yang digelari dengan Israel. Nabi
Yaqub as. mempunyai dua isteri dan 12 anak. Dari isteri pertama lahir dua anak
(nabi Yusuf as. dan Benyamin), sedangkan dari isteri kedua lahir sepuluh orang
anak. Yaqub lebih mencintai Nabi Yusuf as. daripada anak-anaknya yang lain.
Sehingga mereka bersepakat untuk melenyapkan nabi Yusuf as. Tapi Allah
menyelamatkannya dan membawanya ke Mesir, pusat peradaban waktu itu. Di sana
beliau menjadi menteri untuk menanggulangi ancaman kelaparan. Keturunan nabi
Yaqub (Israel) berkembang biak di Mesir dan terbagi menjadi dua belas suku.
Dari keturuan Yaqub lahir Nabi Dawud as. (David) yang menjadi raja kerajaan
Judea Samaria. Kemudian digantikan oleh anaknya, Nabi Sulaiman. Nabi Sulaiman
as., membawa bangsa Yahudi ke zaman keemasan. Yerussalem dibangun pada dataran
di atas bukit Zion dan menjadi pusat kota serta didirikan tempat ibadah yang
megah. Orang Arab menyebutnya Haikal Sulaiman (Kuil Sulaiman, Solomon Temple),
al-Masjid al-Aqsa, dan al-bait al-Maqdis.
Akibat kesombongan kaum Yahudi (Israel), Allah murka dan mengazab mereka. Akhirnya kerajaan mereka hancur dan mereka mengalami pengusiran demi pengusiran, penyiksaan serta perbudakan. Allah menurunkan Nabi Isa as. untuk memberikan peringatan kepada kaum Yahudi agar hidup sesuai dengan ajaran Allah. Kesengsaraan kaum Yahudi terus berlanjut, terlebih pada masa Nazi Hitler, kaum Yahudi Jerman mengalami etnis cleansing. Setelah berjalannya waktu, muncul ideologi baru tubuh umat Yahudi yang dikenal dengan Zionis.
Akibat kesombongan kaum Yahudi (Israel), Allah murka dan mengazab mereka. Akhirnya kerajaan mereka hancur dan mereka mengalami pengusiran demi pengusiran, penyiksaan serta perbudakan. Allah menurunkan Nabi Isa as. untuk memberikan peringatan kepada kaum Yahudi agar hidup sesuai dengan ajaran Allah. Kesengsaraan kaum Yahudi terus berlanjut, terlebih pada masa Nazi Hitler, kaum Yahudi Jerman mengalami etnis cleansing. Setelah berjalannya waktu, muncul ideologi baru tubuh umat Yahudi yang dikenal dengan Zionis.
Ideologi Zionisme
Ideologi zionis menyatakan bahwa bangsa Yahudi adalah “bangsa pilihan” dan Bani Israil lebih unggul dari manusia yang lain. Lebih dari itu, kaum zionis merasa berhak melakukan kekejaman atas bangsa lain. Idiologi rasis ini masuk ke dalam agenda dunia di akhir-akhir abad ke sembilan belas oleh Theodor Herzl (1860-1904), seorang wartawan Yahudi asal Austria.
Ideologi zionis menyatakan bahwa bangsa Yahudi adalah “bangsa pilihan” dan Bani Israil lebih unggul dari manusia yang lain. Lebih dari itu, kaum zionis merasa berhak melakukan kekejaman atas bangsa lain. Idiologi rasis ini masuk ke dalam agenda dunia di akhir-akhir abad ke sembilan belas oleh Theodor Herzl (1860-1904), seorang wartawan Yahudi asal Austria.
Herzl dan teman-temannya membuat propaganda menjadikan kaum Yahudi sebagai
ras terpisah dari Eropa. Pemisahan ini tidak akan berhasil jika mereka masih
hidup “serumah” dengan masyarakat Eropa. Karena itu, membangun tanah air kaum
Yahudi menjadi sangat penting. Theodor Herzl, sang pendiri zionisme, mulanya
memilih Uganda. Kemudian Sang Zionis memutuskan untuk memilih Palestina.
Alasannya, Palestina dianggap sebagai “tanah air kaum Yahudi” dan “tanah yang
dijanjikan Tuhan”. Inilah pangkal mula kenapa tanah Palestina terus dibanjiri
air mata dan darah sampai saat ini.
Penentangan terhadap ideologi zionis dan pendirian “Negara Israel” tidak
hanya datang dari umat Islam, tapi juga dari orang Nasrani dan Yahudi. Mendiang
Benjamin Beit-Hallahmi—akademisi di universitas-universitas Israel—mengkritik
kekerasan Israel terhadap Palestina dan menyatakan perdamaian hanya bisa
dicapai jika Israel menyingkirkan ideologi zionisnya. Noam Chomsky, orang
Yahudi, menulis banyak buku dan artikel yang sangat kritis terhadap zionisme
dan kebijakan negara Israel serta yang mendukungnya.
Di awal tahun 1980-an muncul kalangan akdemisi Yahudi yang menamakan diri
“para sejarawan baru.” Mereka menyatakan keyakinan Israel sebagai “bangsa
pilihan” adalah sebuah kebohongan. Menurut Tom Segev, anggota terpenting
“sejarawan baru”, “Hampir hingga sekarang, kita tidak mempunyai sejarah negara
ini (Palestina) yang sebenarnya, selain mitos.” Dulu, kritik seperti ini hanya
disuarakan akademisi dan cendekiawan Muslim. Sekarang dinyatakan keras oleh
banyak orang-orang Yahudi dan akademisi Kristen yang mencoba menilai kembali
sejarah dengan sudut pandang yang tidak dipengaruhi oleh kepentingan.
Penentangan terhadap kezaliman Israel juga datang dari tentara Israel.
Penyerbuan ke Lebanon di tahun 1982, sekelompok kecil tentara telah menolak
bertugas untuk angkatan bersenjata Israel. Mereka tidak ingin menjadi bagian
dari pemusnahan bangsa atas orang-orang sipil Libanon. Mereka kemudian
dipenjara. Pada Januari 2002, sekitar 25 tentara menandatangani surat terbuka
kepada media Israel; mereka menolak bertugas di daerah-daerah pendudukan dan
mengumumkan pernyataannya di depan publik. Pada Februari 2002, anggota mereka
mencapai 250. Saat ini mereka menerima dukungan besar dari kelompok-kelompok
perdamaian, lembaga-lembaga swadaya masyarakat, pemimpin-pemimpin keagamaan,
dan orang-orang Israel serta Palestina (tragedi.palestina.com).
Apa yang dikemukakan di atas hanyalah sekelumit fakta bahwa tidak semua
orang Yahudi setuju dengan berdirinya “Negara Israel” dan kelalimannya. Semua
ini hendaknya menyadarkan umat Islam bahwa memusuhi semua umat Yahudi adalah
tidak tepat karena tidak semua orang Yahudi mendukukung kekejaman negara
Israel, bahkan menentang berdirinya Negara Israel dan ideologi zionisnya.
Pendeknya, “tidak semua orang Yahudi Zionis.”
Mengindetikkan semua orang Yahudi dengan zionisme adalah sebuah kesalahan.
Sama salahnya mengidentikkan umat Islam dengan teroris, karena segelintir
pelaku teror bom yang mengatasnamakan agama. Seharusnya umat Islam membenci
ideologi rasis zionis dan pemeluk serta pendukungnya. Umat Islam tidak boleh
mengibarkan anti-semistisme.(CMM)
Sumber : Deny Suito http://www.cmm.or.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar