Rabu, 27 Februari 2013

SEJARAH MESJID RAYA BAYUR


Dalam Musyawarah itu di bentuklah Panitia Pembangunan Mesjid Raya yang di ketuai Oleh :
1.       Engku Salim gelar Dt. Batuah, engku Penghulu Kepala yang ke VII tahun 1902 s/d 1917
2.       Engku Salim gelar Labai Sutan (Syekh Muhammad Salim Al Khalidi) seorang ulama besar yang
Sangat berpengaruh di Nagari Bayur
3.       Engku Kumpul gelar St.Pamenan (H.Abdul Wahid) seorang Ulama keramat.
4.       Engku Sidi Pakiah, engku Penghulu Kepala tahun 1896-1902 sebagai Pelindung dan Penasehat dan Niniak Mamak beserta Alim Ulama sebagai Anggota.
Mesjid yang aka didirikan di tengah tengah Nagari Bayur  yang di sebut Jorong Kapalo Koto yang tanah Perkarangannya berukuran dan berbatas sebagai berikut.
1.       Sebelah timur , Utara Selatan 43 M yang berbatas dengan tanah orang Suku Guci dan Piliang
2.       Sebelah Barat, Utara selatan 32 M yang berbatas dengan perkuburan Syekh Muhammad Salim dan tanah SD Nomor 1 Bayur
3.       Sebelah Utara, Timur barat 73 M yang berbatas dengan tanah orang Chaniago Dt. Batuah
4.       Sebelah Selatan Timur barat 71 M yang berbatas dengan tanah orang persukuan Guci Dt.Mudo
Tanah ini berasal dari dibeli/diwakafkan oleh e Dt.Mudo Suku Guci dan engku Imam Diateh suku Chaniago.
Pada tahun 1901 panghulu kepala SIDI PAKIAH berhenti dari jabatannya yang kemudian diganti oleh engku SALIM Dt.BATUAH yang lazim di sebut engku DT BATUAH sebagai Kepala Nagari oleh Kolonial Belanda denga sendirinya Pembangunan Mesjid Raya Negeri Bayur terpegang atas inisiatif beliau.
Dan pada tahun 1902 dimulaii lah membangun Pondasi Mesjid tersebut yang berukuran 30x25 Meter dan Kedalaman 2 meter dan lebar tebal  2 Meter.
Dan setelah siap pondasi pembangunan terhenti beberapa tahun karena kekurangan biaya, sehingga telah di timbuni semak belukar.
Maka pada tahun 1911 di mulai lagi mengerjakan mesjid ini yang Panitianya tetap engku Salim Dt.Batuah jo engku Syekh Muhammad Salim di sebutlah pola mesjid ini dengan Pola Batang Tibarau yaitu batang seperti tebu sekali gus arsiteknya adalah beliau berdua.
Setelah sudah Pola dari batang Tibarau tersebut, barulah di mulai mengerjakan dengan tukang tukang dari penduduk nagari bayur di bawah pimpinan arsitek yang berdua itu dengan berpedoman kepada pola tersebut. Pemasangan batu air dan batu bata adalah dengan kapur yang berasal dari negeri bayur dengan berbanding 3:1 .
Caranya Petang hari kapur dan pasir di aduk sampai bergelodok (berbusa) semasak masaknya dan besok paginya baru di pasangkan begitulah seterusnya, semua tukang tukang tersebut patuah terhadap Shekh M.Salim.
Setelah selesai pemasangan bahagian bawah/batu maka mulailah mengerjakan perkayuan, bahagian kerangka atas semuanya terbuat dari kayu dan satupun tidak ada yang basi, semua kayu kayu tersebut berasal dari rimba Nagari Bayur dan cara mengambilnya bergontong royong seluruh Penduduk Negeri Bayur, laki laki dan Perempuan, seperti Menegakkan Rumah Gadang di Nagari Bayur.
Kayu kayunya adalah kayu2 pilihan seperti Rikia, kayu Kalek, Kayua Bayua, Surian dan Kayu Musang dll
Adapun pengambilan tiang Tengah yang berdiameter 2 meter yag di sebut MACU yang panjangnya lebih kurang 40 Mtr adalah dengan bergotong royong menebang dan menghelanya bersama yang di sebut pula dengan istilah  “ elo antok “ diucapkan serentak. Di bawa dari jorong  dusun sawah like yang berjarak lebih kurang 3 Km dari lokasi bangunan.
Di hela bersama dengan cara tersebut di atas, dari rimba menuju tapi danau, kemudian di hela ke tempat bangunan lebih kurang 250 Meter. Konon cerita dalam system / mengambil macu tersebut engku Muhammad Salim di suruhlah kaum ibu yang cantik cantik mengantar peminum, kopi dan Jedah ringan untuk pemuda pemuda yang menghela kayu macu tersebutdan sambil mengiringkan anggota goro itu sekali gus,. Sengaja yag seperti ini di adakan adalah untuk menambah semangat/spirit kepada yang muda muda yang sedag bekerja.
Yang sangat aneh bagi kita sekarang adalah , bagaimana cara menaikkan macu dari ketinggian 10 meter da di letakkan di atas mayu coran dari kapur, macu yang aka di tegakkan tersebut adalah sekitar 40 meter dengan berat 1 ton, Karena waktu itu belun ada Derek atau alat pengangkat seperti sekarang. Semuanya di kerjakan dengan alat alat primitive dengan kepandaian arsiteknya.dan Menurut ceritanya sebesar dan setinggi itu bangunan tidak ada yang korban dalam pembangunan, baik tukang maupun Goro.
Sepuluh tahun kemudian 1920 mesjid ini sudah boleh di pakai untuk bershalat Jum’at dalam keadaan 80% siap.
Di Buatnya Mesjid ini oleh e. Dt Batuah dan e Syekh Muhammad Salim dengan berskala besar adalah berhubung di Nagari Bayur Pasarnya Hari Jum’at yang di datangi oleh orang orang sekeliling Danau Maninjau dan ber shalat Jum’at di Mesjid Raya Bayur ini.
Pada tahun 1920 ini e Salim Dt batuah berhenti dari jabatannya Kepala Nagari dan di Gantikan oleh e.Suit Dt.rajo Lelo, pengelola mesjid tetap e Salim Dt.Batuah dengan e shekh Muhammad Salim, tiap tiap bertukar kepengurusan Mesjid ini maka e Kepala Nagari tetap sebagai pelindung dan Penasehat dari kepengurusan Mesjid tersebut.
Dalam Tahun 1928 Mesjid ini di resmikan memakainya menjadi mesjid Jamiak Nagari Bayua baik yang berada di kampung maupun yang berada di Jorong yang lima bershlat Jum’at di mesjid Raya Ini
Dan pada tahun ini pulalah di runtuhkan mesjid lama yang dekat pasar Jum’at Bayur kemudian perumahannya di jadikan perumahan SD 3 Bayur sekarang
Pada tahun 1930 e Salim Dt. Batuah Meninggal dunia dan kepemimpinan pengurusan Mesjid dilanjutkan oleh Shekh Muhammad Salim , sampai sekarang pengangkatan dan Pemberentikan pengurus Mesjid raya kenagarian Bayur yang silih berganti di tetapkan oleh Kerapatan Adat Nagari (KAN) Nagari Bayur, Surat ketetapan ini di keluarkan oleh Wali Nagari Bayua atas dasar Kerapatan Adat Nagari (KAN) Nagari Bayur.
Diantara yang menjadi Ketua Mesjid Raya Bayur sesudah engku Syekh Muhammad Salim adalah
2. e A Muin Gelar St. Makmur (engku Solok)
3. e H. Husein
4. e. Rahimin Gelar St. perhimpunan
5. Hs. Dt. Bangso Dirajo
6. e. M.Nur Hamzah
7. e. Darwis Gani
8. e. Luthain Abbas
9. e. Imam Batuah
10. e. Harun  Dt. Sati
Dan terakhir adalah M.Nur Hs Dt. Nan Sati dari tahun 1984 sampai tahun 1999.
Silsilah dan Sejarah Ringkas Pendiri Mesjid Raya ini di terima dari orang tuo di Nagari Bayua yang semua sudah almarhum orang orangnya adalah :
1.       e. Suit Dt Rajo Lelo mantan Kepala Nagari 1917 – 1923
2.       e. M.Nur Dt. Rajo Nando Seorang Ulama tertua
3.       e.  A.Husein orang tua yang berumur sampai meninggalnya 120 Tahun
4.       e. Mukmin gelar Dt. Bandaro mantan Kepala Negeri 1923 – 1944
5.       e. Sulthani Dt. Rajo Dubalang seorang ulama dari mantan wali nagari 1946 – 1948
6.       e. Ibrahim Gelar Dt. Bagindo seorang ulama dan mantan wali nagari 1952 – 1954
7.       e. H.Adam salah seorang ulama tuo


di susun oleh Ayah anda M.Nur Hs Dt. Nan Sati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar