Selasa, 19 Februari 2013

PANGHULU DIMINANGKABAU


PANGHULU
Panghulu di ibaratkan sebagai “ Kayu Rindang di tangah Koto” ureknyo tampek baselo, batangnyo tampek basanda, Dahannyo tampek bagantuang, Daunnyo Perak Suaso, bungonyo ambiak ka Suntiang, Buahnyo Buliah dimakan, tampek bataduah katiko hujan, tampek balinduang katiko paneh.
Panghulu adolah : Pai tampek batanyo, Pulang tampek babarito, manyalasaikan nan Kusuik , manjaniahkan nan karuah.
Panghulu adolah : Muaro sagalo sungai, lauik nan tiado Panuah
Panghulu  : “makan indak ma abihkan manabang indak marabahkan, mancancang indak mamutuihkan
Panghulu adolah : Nahkodoh basa, basiru angin di Udaro basa buang ombak di lautan, padoman nan pantang dilapehkan.
Syarat syarat Panghulu
1.       Laki laki                 Panghulu harus
2.       Baik Zatnyo         Keturunan dia hendaklah orang yang baik baik pepatah adat mengatakan “ Kalo
Kuriak Bapaknya sakurang kurangnyo rintiak anaknyo” artinya kalau bapaknya orang berilmu dan berbudi banyak sedikitnya menurun kepada anaknya. ini gunanya untuk menjamin akhlak dan budi pekerti.
3.       Kayo                      Gunanya supaya jangan sampai manyusahkan anak kamanakan tentang keper
Luan sehari hari.
4.       Baliq                      Dewasa berakal dan pendirian teguh serta tegas dalam setiap tindakannya
5.       Berilmu                                Cerdas dalam pengetahuan Adat, Undang undang Adat, Hukum Adat dan ilmu
Pengetahuan umum menurut aliran zaman yang di tepati
6.       Adil                        Pandai menyamakan Kemenakan kandung dengan yang tidak kandung, karena
Kedua kemenakan tersebut berhak atas perlindungan harta dan jiwa serta kesejahteraan dari Panghulunya bagi penghulu kemenakan tidak berubah

7.       Arif bijaksana     Mempunyai perasaan halus, paham yang akan tersirat, pikiran tajan dan
Cendikia menurut petitih adat :
-          Tahu di bayang kato sampai
-          Tahu di ranggah ka malantiang
-          Tahu di tunggua ka Manaruang
-          Takilek ikan dalam aia lah tantu jantan batinonyo
-          Kilek baliuang lah ka kaki
-          Kilek camin lah kamuko
8.       Tablig                    Menyampaikan yang baik kepada umum
9.       Pemurah             Sedia memberikan Nasehat kepada yang meminta nasehat
10.   Tulus                     Lurus, Iklas
11.   Sabar                     Beralam luas berpandangan lapang        
Pantangan Panghulu
1.       Marah                   Marah adalah pantangan panghulu, dalam pergaulan sehari hari, lebih
lebih dalam kerapatan tidak boleh memerahkan muka atau menuturkan
kata-kata yang menyinggung perasaan yang mendengar.
2.       Menghardik       Panghulu tidak boleh menghardik, melainkan harus bersifat lembut dan tenang
serta manis dalam tegur sapa, kamanakan menyembah lahir, Panghulu menyembah bathin.
3.       Menyinsing/      Panghulu tidak boleh menyinsingkan lengan baju, karena tidak sopan, panghulu
Lengan baju       harus senantiasa tertib dalam tiap-tiap gerak atau gerik, karena panghulu selain
                                Dari pada teladan yang baik, harus dihormati anak kemenakandan disenangi
                                Orang banyak.
4.       Berlari/menjujung/memanjat
Sekalian ini adalah pantangan Panghulu, gunanya untuk menjaga marwah dan kehormatan diri.

Kedudukan panghulu
Kedudukan panghulu ndak sama dengan semua Nagari.
Dalam kelarasan Budi chaniago Panghulu duduknya sehamparan , tagaknya sepematang, duduknya sama rendah, tegaknya sama tinggi, sebab itu bersuara sama Penghulu berpangkat Andiko (andiko berasal dari kata adhika bahasa sangsekerta yaitu seorang kepala / ketua yang memerintah).
Pada nagari berkelarasan  Koto Piliang tingkatan Panghulu berjanjang naiak, batanggo turun, Bapucuak bulek baurek tunggang. Dinagari ke empat suku menjadi pucuak panghulu yang tertinggi, dibawahnya panghulu yang berhindu, sebahagian panghulu yang dibawah ini pula adalah Payuang atau buah Paruik sebahagia pula dari hindu dibawah lagi Kampuang terjadi dari sekian buah rumah.
Penghulu ke empat suku adalah yang mula mula sekali Mencacak Tonggak , menegakkan tiang pertama, tempat tinggal di nagarinya, sebab itu adalah Panghulu itu yang tertua diantara yang dating kemudian.
Apabila lama kelamaan anak buah bertambah /berkembang biak menyebabkan nagari bertambah lebar maka tiap tiap panghulu dari yang empat Suku itu menambah jumlah Penghulu, sejalan dengan perkembangan anak buah dan luas nagari dan sesuai menurut adat yang berlaku.
Cara menambah ini disebut :
1.       Gadang Manyimpang
2.       Manguntiang sibak baju
3.       Baju sahalai di bagi duo
Panghulu panghulu ini tidak berhak akan ulayat, tetapi boleh memungut hasil jika perlu, yang berhak adalah panghulu yang empat suku.
Hirarki yang harus dilalui anak kemenakan dari anak jenjang yang di bawah sekali ialah TUNGGANAI sudah tu “ TUO KAMPUANG “ Pangkatuo Nagari, Panghulu (Nan sabuah Gadang nan tujuah Hindu, kemudian Kerapatan adat nagari , Instansi yang setinggi tingginya adalah “Kerapatan Federasi Nagari Nagari yang bertali Adat”
Martabat Panghulu
Semua Panghulu bergelar Datuak pangilan kapada keseluruhan “ Panghulu Nan Gadang Basa Batuah”
Batagak panghulu
Menganti panghulu lama sama panghulu yang baru disebut Batagak Panghulu, menurut kata adat warih nan bajaweh pusako di tolong “dijawat” artinya menerima waris dari mamak oleh kemenakan .
Batagak gadang artinya mengangkat seorang jadi panghulu setelah di pilih menurut syarat syarat tertentu , Seorang Panghulu tinggi di anjuang, gadangnyo di amba. Artinya dibesarkan?digedangkan
Basa artinya memerintah mempunyai resor dan anak buah
Batuah artinya masyur/terkenal
“Ditolong” artinya di usahakan supaya pusaka itu tetap berdiri teguh “Batagak panghulu” dilakukan jika:
A.      HIDUIK BAKALIRAHAN
Artinya pertukaran menjunjung Pusako oleh karena Panghulu yang tua itu misalnya telah Uzur dan tiada sanggup menjalankan tugasnya, seperti kata pepatah adat bukik lah tinggi, lurah lah dalam maka ia berhenti.
B.      MATI BATUNGKEK BUDI
Artinya apabila seorang panghulu meninggal dunia , Gelar pasaka di imbau di tanah tasirah/dipusara supaya hak panghuluan dengan tugasnya jangan kosong, disana ditentukan siapa yang akan memakai gelar tersebut. Orang yang menerima adat batungkek budi itu harus segera mengadakan helat untuk menegakkan kepanghuluannya.
C.      MAMBANGKIK BATANG TARANDAM
Artinya mengangkat seorang Panghulu setelah gelar panghulu sekian lama terpendam. Berhubung misalnya kekurangan alat untuk pengedangkannya, seperti kata petitih adat “ Cukuik dinan Ado suko din an Tidak”  cukup bagi yang berada, sukar bagi yang tidak berada.
D.      MALAKEKKAN BAJU BALIPEK
Gelar pusaka tiada dipakai dalam hal ini bukannya alat yang kurang , hanya yang akan memakai yang tidak ada selama ini, mungkin karena yang berhak memikul pusaka masih kecil, maka dilipat dahulu menantikan ia akil baliq dan berakal.
Jadi Panghulu sakato kaum
Jadi Rajo sakato Alam

CARA BATAGAK PANGHULU
Untuk menjadi Panghulu haruslah dipatuhi beberapa RUKUN dan SYARAT yang utama ialah :
Baniah calon di ajukan oleh geleran yang patut memakai Gelar Panghulu itu. Setelah Dituah Dicilakoi artinya di perbincangkan buruk baiknya dalam “Kandang” kecil yaitu mupakat yang di hadiri oleh laki laki dan perempuan dalam geleran itu, maka keputusan mupakat dibawa kedalam mupakat “saparuik”  disini “Dituak Dicilakoi” sekali lagi sesuai sifat sifatnya dengan sifat sifat yang patut di pakai Panghulu, setelah dapat pula kata sepakat lalu diundang Panghulu Panghulu yang setungku untuk menerima penyeraha benih. Panghulu yang satungku maksudnya (Panghulu panghulu yang patut hadir babaua baua (berbaur baur) karena dengan merekalah “baniah” ini nanti sehilir semudik memimpin masyarakat Adat dalam nagari.. atau tungku tigo sajarangan  (rajo tigo selo) Rajo Alam, Rajo Adat, Rajo Agamo.
“Andan yaitu keluarga Istri, Pesemandan yaitu keluarga suami, Suami disebut rang sumando, orang sumando dalam kaum istri.”
Dalam rapat ini kesempatan anak dan pihak andan dan pesemandan ikut hadir , akan tetapi hanya sebagai peninjau saja dengan maksud supaya mereka dapat mengenal calon dari dekat , sebab anak dari pihak. Anak pesemandan itu masuk keluarga juga yang terjadi karena perkawinan.
Dalam rapat Panghulu yang setungku “ di Buatlah janji apabila helat akan dilansungkan ini namanya “Manakuak” hari. Lalu tugas dibagi bagikan kepada anak kemenakannya , mana yang patut di lansungkan sungguhpun “baniah” sudah diliatkan oleh kaum yang “mananam” , mengangkatnya, ialah nagari, karena nagari yang akan membawanya sahilia samudiak , kabuki samo mandaki kaluruah samo manurun, tampuah sabondong- suruik salalu..adalah ini persatuan dalam kepanghuluan, yang bersifat mengikat.
Supaya gelar itu terbendang kelangik – tatabua kabumi, supaya diketahui umum , haruslah di jamu-jamu isi nagari, penduduk maka diisi adat “manurunkan Jamua” mengeluarkan padi dari rangkiang da membantai , menyembelih hewan yang disebut menurut adat, dimano adat berdiri, diaguang nan tasungkuik dimarawa nan tatagak tungkek .
Condong batupang… Rabah badauek
Untuk kelancaran pemerintah dalam nagari panghulu itu di bantu yang disebut “Tungkek” apabila panghulu uzur sekali sekali maka tungkek telah sedia, tungkek itu adalah wakil muthlak dalam kerapatan yang merundingkan soal soal mengenai pemerintahan tetapi tidak dengan yang bersangkutan .mengenai adat diwakili oleh panghulu nan satungku  Tungkek diangkat bersama sama dengan angkatan panghulu dengan cara memberitahukan saja. Tidak perlu dia mengadakan perelatan tertentu, karena adat mengatakan : Tagak panghulu Sarato Tungkek.
Tungkek biasanya diambil dari anggota giliran yang berikut dengan tidak dipastikan, karena dia akan mengantikan panghulu kelak .
Pangkat tungkek tidak turun temurun, makanya diambil dari geleran yang berikut ialah untuk menentukan bahwa geleran nya pula yang mesti mengantikan Panghulu yang sekarang.
Panghulu yang digaris oleh adat adalah panghulu Niniak Mamak yakni yang arif bijaksana, Pandai ma agak jo ma agiah, tahu jo raso jo pareso, artinya pandai mengira dan membagi, tahu aka rasa dan periksa seperti mamak adat .
Alun bakilek alah bakalam
Bulan disangko tigo puluah
Alun diliek alah tapaham
Lah nyato tampek bakeh tumbuah
Tugas Panghulu
Panghulu mengendalikan Pemerintahan menurut Undang undang Adat, mengadakan rapat dibalairong setentang strategi kenagarian , Kemasyarakatan, dan Keadilan.
Terhadap keadilan Panghulu sebagai hakim memegang Hukum dengan undang undang hokum adat manimbang samo barek, mahukum samo adia, tibo dimato indak bapiciangkan, tibo diparuik indak bakampihkan.
Panghulu menembus yang biang memutus yang genting , artinya ketidak nyamanan yang terkhir adalah ditangan Panghulu, oleh sebab itu selain dari pada berilmu pengetahuan Hukum adat mestilah Panghulu mahir juga akan ndang Undang Adat seperti kata memang :
Mancampak sambia ka hulu
Kanailah anak anak udang
Apokoh cupak di panghulu
Mampamainkan undang undang
Menerima “Tukub babuang” tugas panghulu juga Tukub Babuang adalah berupa bea cukai seperti :
a.       Barang yang bertimbang
b.      Hasil hutan
c.       Hasil Sungai dan laut
d.      Cukai Perahu
Panghulu tidak bergaji, hanya menerima wang adat, seperti bungo ampiang, bungo tanah, bungo kayu, bungo pasia, bungo tambang, tanam batu dll. Lain dari pada itu panghulu diberi juga sawah untuk dikerjakannya yang di sebut “ Sawah Paduan” panghulu berhak manyarayo  anak buahnya menurut adat disiplin sarayo adalah Disuruah paii di Imbau dating ditagah baranti.
Malim
Menyelengarakan sesuatu dalam masyarakat Adat yang berhubngan dengan Agama, seperti Nikah, talak, rujuk, kelahiran , kematian, zakat dan fitrah dll.
Malim ikut dimana perlunya mengadili sesuatu sengketa dan jika dua orang berpekara perlu disumpah dengan gaib berkalamu’llah dilakukan oleh malim.
Sumpah menurut adat adalah saangat berat, karena tidak mengenai orang yang disumpah saja, akan tetapi meliputi kaum keluarga yang telah lama meninggal dan yang akan lahir kemudian
“kateh indak bapucuak
Kabawah indak baurek
Ditangah tangah digiriak kumbang”
Manti
Menyampaikan segala perintah kebawah da mengantarkan segala perasaan ke atas . manti memeriksa perkara dan menyampaikan keputusan Hakim katanya Kato Bahubuang.
Dubalang
Dubalang adalah perwira, dubalang menjaga supaya setiap keputusan panghulu terlaksana.
Ia menakik mana yang keras.Dubalang mesti tahu dimana Ranjau nan lah Lapuak Parik nan lah Runtuah yang patut di naiakkan.. Adapun dubalang tersebut Siang Basalimuik awan, Malam basalimuik ambun, artinya melebihkan jaga dari pada tidur, kata dubalang kato mandareh.
Urang nan ampek Jiniah
Panghulu, Malim, Manti, Dubalang. Disebut orang ampek jiniah.
Yang diangkat menurut peraturan dan senjata Adat dipilih antara orang orang yang berhak atas pangkat Adat itu.
Jiniah Nan Ampek
Yaitu : Kadi, Imam, Katib, Bilal.
Niniak Mamak
Yaitu orang tertua dalam kaum yang mengurus rumah tangga kaum .




Tidak ada komentar:

Posting Komentar