Minggu, 21 April 2013

TASAWUF DALAM ISLAM



1.       Ilmu tasawuf adalah salah satu cabang dari ilmu-ilmu Islam yang utama, yaitu Ilmu Tauhid (usuludin), ilmu fikih dan ilmu tasawuf.
Ilmu Tauhid bertugas membahas soal-soal I’tiqad, seperti I’tiqad mengenai Ketuhanan dan Kerasulan, hari kiamat dan lain-lain sebagainya.
Ilmu Fiqih bertugas membahas soal-soal ibadah lahir, seperti sembahyang, Puasa, Zakat, Naik Haji dan lain-lain.
Ilmu Tasawuf bertugas membahas soal-soal yang bertalian dengan akhlak dan budi pekerti, bertalian dengan hati, yaitu cara-cara Ikhlas, khusyu, tawadhu, muraqabah, mujahadah, sabar, redha,tawakkal dan lain lain yang bertalian dengan hati.
Ringkasannya Tauhid ta’luk kepada I’tiqad, Fikih takluk kepada amal ibadah, tasawuf takluk kepada akhlak yaitu amalan hati
Kepada setiap orang islam di anjurkan supaya beri’tiqad sebagai mana yang di atur dalam ilmu tauhid, supaya beribadat sebagai mana yang di atur dalam ilmu fiqih, supaya ber-akhlak sesuai dengan ilmu Tasawuf.
2.       Sepanjang sejarah dalam ilmu tauhid (Usuluddin) telah menonjol ulama-ulama besar, seperti :
1.       Syeikh Abu Hasan Al Asy’ari (wafat 324H)
2.       Syeikh Abu Mansur al Maturidi (wafat 333H)
3.       Syeikh Al Bqilani (wafat 403H)
4.       Syeikh Al Asfaraini (wafat 406H)
5.       Syeikh Al Qusyairi (wafat 465H)
6.       Syeikh Al Juwaini (Imamul Haramaini) (wafat 460H)
Dalam Ilmu Fiqih telah menonjol ulama-ulama besar, Sperti :
1.       Imam Hanafi (wafat 150H)
2.       Imam Maliki (wafat 179H)
3.       Imam Safi’i (wafat 205H)
4.       Imam Ahmad bin Hanbal (wafat 241H)
5.       Imam Al Juwaini (wafat 406H)
6.       Imam Nawawi (wafat 676H)
7.       Imam Ar Ramli (wafat 1004H)
8.       Imam ibnu Hajar al Haitami (wafat 974H)
9.       Syeikh Khatib Syarbaini (wafat 977H)
10.   Syeikh Zakaria Al Anshari (wafat 926H)
11.   Dan lain lain
Dalam ilmu tasawuf telah menonjol ulama ulama besar seperti :
1.       Syeikh Hasan Basri (wafat 110H)
2.       Syeikh Rabi’atul Adawiyah (wafat 135H)
3.       Syeikh Sufyan Tsuri (wafat 161H)
4.       Syeikh Ibrahim bin Adham (wafat 161H)
5.       Syeikh Syaqiq al Balakhi (wafat 195H)
6.       Syeikh Ma’ruf al Kharkhi (wafat 200H)
7.       Syeikh Siri Siqthi (wafat 257H)
8.       Syeikh Dzin Nun Al Mishri (wafat 245H)
9.       Syeikh Juneid Al Baqdadi (wafat 297H)
10.   Syeikh Abu Yazid al Busthami
11.   Syeikh Abu Thalib al Makki (wafat 386H)
12.   Syeikh Al Qusyairi (wafat 465H)
13.   Hujjatul Islam Abu Hamid Al Ghazali (wafat 505H)
Beliau-beliau inilah di antaranya ulama-ulama yang mengodok, merumuskan ,dan langsung membukukan ilmu-ilmu dalam vaknya masing masing,yaitu dalam usuluddin , Fikih dan Tasawuf , sehingga kita sekarang dapat menikmati usaha usaha beliau itu dengan membaca kitab kitabnya dan mempelajari pendapat pendapatnya dalam berbagai kitab yang terbit kemudian.
Sesudah masa abad beliau beliau ini, muncullah berpuluh puluh dan bahkan sampai beratus ratus ulama islam yang mengikuti jejak beliau beliau itu dengan mengarang buku buku dan kitab kitab yang bertalian dengan ilmu usuluddin , Fikih dan Tasawuf yang sampai waktu sekarang kita pelajari dan kita nikmati serta kita pedomani..
3.       Tasawuf adalah Akhlak dan Budi Pekerti yang baik berdasarkan Kasih Cinta pada Allah.
Karena itu ajaran tasawuf terdapat dalam hampir setiap agama, seperti dalam agama Budha, agama Yahudi, agama Kristen dan lain lain agama Karena tujuan dari agama agama itu pado mulanya adalah akhlak yang baik, budi pekerti yang luhur berdasarkan cinta kasih pada Tuhan.
Oleh karena itu andaikata terdapat persamaan ajaran antara budha atau Kristen dalam soal tasawuf dengan islam, maka janganlah cepat cepat diambil kesimpulan bahwa tasawuf itu diambil dari agama Budha atau Kristen.
Seorang Ulama wanita ahli tasawuf yang besar, ibu Babi’atul Adawiyah (wafat 135H) mendasarkan tasawufnya pada kasih dan cinta berdassarkan “hub” tetapi beliau bukan mengambil “ kasih dan Cinta” itu dari ajaran agama Kristen, sebab menurut sejarah Islam Ibu Rabi’ah tidak dikenal pernah belajar pada orang orang Kristen.
Hub atau cintanya ibu Rabi’ah berdasarkan Islam, bersumber Al Qur’an dan Hadist dan “Hub” yang ada dalam ajaran Kristen tentu berdasarkan ajaran-ajaran al Masih.
Hal ini tidak heran adanya terdapat persamaan, karena kedua agama ini berasal dari Tuhan yang Maha Esa juga, dari satu sumber.
Begitu juga kalau terdapat persamaan ajaran dengan tasawufnya agama Budha, maka juga tidak mengherankan karena ada kemungkinan bahwa agama budha adalah agama samawi juga dibawa seorang Rasul Tuhan yang namanya tidak tersebut dalam Al Qur’an sebab rasul rasul itu banyak , bukan 25 orang saja tetapi yang wajib kita ketahui hanyalah yang 25 orang, yang namanya tersebut dalam AlQur’an  dalam Hal ini Tuhan Berfirman :


Artinya :
Dan Rasul rasul yang dulu dulu itu ada yang Kami kabarkan kepada kamu dan adapula yang tidak kami kabarkan. (An-nisa’164)

Maka ada kemungkinan Budha itu dulu adalah seorang Rasul, pembawa agama Tuhan, tetapi agamanya itu kemudian dirobah robah oleh umatnya sebagaimana keadaannya dengan agama Yahudi dan Nasrani.
Karena itu dalam banyak hal terdapat persamaan persamaan ibadat antara agama budha, Kristen dan Islam.

HAKEKAT TASAWUF
Ibnu Khaldun (wafat 1406H) adalah seorang yang paling baik keterangannya tentang hakekat tasawuf beliar berkata yang artinya :
Asal Pokok dari ajaran tasawuf adalah bertekun beribadat, berhubungan lansung kepada Tuhan, Menjauhkan diri dari kemewahan dan kemegahan Duniawi, tidak suka pada harta dan Tuah yang di buru orang banyak dan bersunyi sunyi diri dalam melaksanakan ibadah kepada Tuhan (Dzuhrul Islam IV-halaman 151) .
Dalam keterangan Ibnu Khuldun ini dapat di ambilkesimpulan bahwa orang orang tasawuf itu adalah orang orang yang :
1.       Tetap bertekun beribadat kepada Tuhan
2.       Memutuskan pergantungan hatinya selain kepada Allah
3.       Menjauhkan diri dari kemewahan-kemewahan duniawi
4.       Menjauhkan diri dari berfoya foya dengan harta benda dan tuah
5.       Berkhalawat atau bersunyi sunyi dalam melaksanakan Ibadat..
Lalu ibnu Khaldun melanjutkan keterangannya yang artinya :
“ Hal ini dilaksanakan oleh sahabat sahabat Nabi dan orang orang salaf, tetapi kemudian pada kurun ke II Hijriah, setelah orang berebut rebutan mengejar dunia, dan orang sudah enak enaknya dalam masyarakat keduniaan, maka orang orang yang tetap tekun beribadat sebagai sediakala dinamai dengan orang orang tasawuf.
Dari Pandangan Ibnu Khaldun secara global dapat di simpulkan :
1.       Nabi dan sahabat sahabat beliau beramal dan berbudi pekerti sesuai dengan tasawuf dan bahkan amal dan akhlak orang tasawuf bersumber kepada amalan Nabi dan sahabat sahabat beliau.
2.       Ajaran dalam Tasawuf adalah ajaran ajaran yang berdasarkan Al Qur’an dan Hadist dan amalan sahabat sahabat Nabi, tidak ada yang menyimpang dari itu.
3.       Dan Pada Kurun ke II Hijriah Orang orang islam boleh dikatakan sudah ada yang lupa daratan , Sudah mewah mewahan, sudah berfoya foya, sudah menumpuk numpuk harta, sudah sombong dan menyombongkan diri, sudah banyak yang takabbur.
4.       Sebagai reaksi dari keadaan itu banyak pula orang islam yang ingin tetap sebagai sedia kala. Sebagai mana yang  diwarisinya, dari zaman Nabi dan Zaman Sahabat sahabat, Yakni kehidupan sederhana.
5.       Orang orang inilah yang dimanakan Orang orang tasawuf atau Sufiah.
TASAWUF DAN SUNNAH NABI
Ilmu tasawuf itu tidak bertentangan dengan Alqur’an dan Sunnah Rasul, Bahkan AlQur’an dan sunnahlah nan menjadi Sumbernya Juga tidak bertentangan dengan syariat lahir, tetapi berlain lapangannya.
Andai kata kelihatan orang orang tasawuf yang menyalahi Syari’at umpamanya dia tidak sembayang, tidak sembayang Jum’at ke Mesjid atau sembayang tidak berpakaian, makan pada siang hari pada bulan Ramadhan, maka itu bukanlah orang tasawuf, tetapi tasawuf purak purak, kalau tidak akan dikatakan orang sinting, dibawah ini akan saya nukilkan perkataan perkataan ulama besar pemuka pemuka tasawuf yang bertalian dengan itu :
 Berkata Imam Abu Yazid al Busthami yang artinya :
Kalau kamu melihat orang yang di beri keramat sampai dia terbang di udara , jangan kamu tertarik kepadanya, kecuali kalau ia melaksanakan suruhan agama, dan menghentikan larangan agama dan membayarkan sekalian kewajiban syari’at ( risalah Qusyairiyah halaman 14)
Berkata Pemuka Tasawuf  Dzin Nun Al Mishri (wafat 245H) yang artinya :
Ciri ciri orang yang mencintai Allah ialah siapa yang mengikuti kekasih Allah nabi Muhammad Saw, dalam Akhlak, perbuatan, suruhan, dan sunah beliau (risalah Qusyairiyah halaman 8)
Maka ahli Sufi yang tulen mesti menuruti Akhlak, Perbuatan Sunnah Nabi, andaikata kelihatan seorang sufi melanggar syari’at maka ia bukanlah ahli sufi.
Selain itu dia juga mengatakan :
Yang artinya : Taubat orang awan adalah dari pada Dosa, tetapi orang Khawa taubat juga kalau dial alai zikir pada Allah swt. (risalah Qusyairiyah halaman 9)
Nah ahli ahli sufi menganggap dosa yang harus di tobati juga kalau lalai zikir pada Allah swt

Imam Tasawuf Ma’ruf al Karakhi (wafat 200H) berkata yang artinya :
Jauhilah bagimu meninggalkan amal ibadat, karena amal ibadat yang aka mendekati kamu kepada Tuhanmu, lantas ada yang bertanya : Apakah Amalan Ibadat itu Jawaban Beliau “ Berkekalan Taat kepada Tuhanmu, mengkhidmati, dan member nasehat kepada kaum Muslimin. (risalah Qusyairiyah halaman 9)
Iman tasawuf yang besar ini Ma’ruf al Karakhi menyuruh orang supaya beribadat kepada Tuhan, tentu dengan memperbanyak sembahyang, banyak berpuasa, banyak zikir, banyak tahajud dan mendoa. Juga jangan meninggalkan mengkhidmati ummat islam yang member nasehat kepada mereka.
Orang orang yang tidak melaksanakan amal ibadat bukanlah ahli sufi , akan tetapi adalah muslin yang durhaka kepada Tuhannya
Imam Tasawuf yang besar Siri Suqthi berkata (wafat 257H) yang artinya :
Tasawuf itu adalah nama dari tiga unsur :
1.       Orang yang tidak mengalahkan nur  ma’rifatnya akan nur wara’nya
2.       Orang yang tidak menfatwakan ilmu ilmu bathin yang berlawanan dengan kitab/Sunnah
3.       Orang yang keramatnya tidak di bawanya untuk melanggar larangan Tuhan  (risalah Qusyairiyah halaman 10)
Jadi yang dinamakan ahli sufi itu adalah : Orang orang yang ilmu ma’rifatnya tidak mengalahkan ilmu syari’at, ilmu tasawufnya (ilmu Bathinya) tidak melanggar qur’an dan Hadist dan orang orang keramat tidak melanggar larangan Allah.
Dari perkataan Siri Suqthi ini dapat diambil kesimpulan : Bahwa Ilmu tasawuf itu tidak bertentangan dengan syari’at tetapi sebagai yang saya katakan di atas, hanya berbeda sasarannya.
Ilmu syariat sasarannya ibadat lahir, seperti Sembahyang, Puasa, Zakat, Haji dan lain lain. Ilmu Kalam sasarannya I’tiqad dan kepercayaan sedangkan ilmu tasawuf sasarannya Budi Pekerti, kesucian hati da rohaniah.
Ulama Tasawuf Al Muhasibi (wafat 243H) berkata yang artinya :
Barang siapa yang membetulka hatinya dengan Muraqabah dan Ikhlas, maka Allah akan menghiasi zhahirnya dengan Mujahadah dan mengikuti sunnah (risalah Qusyairiyah halaman 12)
Dapat di ambil pengertiannya bahwa orang orang yang bathinnya bebar bebar ikhlas dan Musyahadah dengan Tuhan sudah pasti badanya diberi pakaian, rajin beribadat dan mengikuti sunnah Nabi.
Nah kalau ada orang orang yang mengatakan dirinya Alhli Sufi itu boleh dilihat keadaannya sehari hari, kalau dia orang yang rajin beribadat dan selalu menghadap Tuhan maka benarlah ia seorang sufi tulen. Tetapi kalau tidak , maka dia itu adalah sufi tiruan.
Berkata Imam Tasawuf yang lain Juneid Al Baqdadi (wafat 297H) yang artinya :
Jalan jalan semuanya tertutup bagi makhluk , terkecuali bagi orang orang yang mengikuti sunnah Rasulullah Saw (risalah Qusyairiyah halaman 19)
Dalam perkataan lainnya yang artinya :
Madzhab kita ini (ilmu tasawuf) di pautkan kepada Alqur’an dan hadist (risalah Qusyairiyah halaman 19)
Juneid Baqdadi ini teah di akui oleh ahli tasawuf pada zamannya sebagai imam besar. Beliau adalah kemenakan Siri Suqthi dari ucapan beliau ini kita dapat mengambil kesimpulan :
1.       Seluruh ilmu dalam amalan Tasawuf berdasarkan Qur’an dan Hadist
2.       Andaikata kelihatan amalan tasawuf itu bertentangan dengan qur’an dan hadist maka ini bukanlah tasawuf Islam
Dengan ucapan imam Tasawuf yang besar ini saya tutup masalah ini dan kita beralih pada pembicaraan yang lain .







Tidak ada komentar:

Posting Komentar