1.
Ilmu tasawuf adalah salah satu cabang dari
ilmu-ilmu Islam yang utama, yaitu Ilmu Tauhid (usuludin), ilmu fikih dan ilmu
tasawuf.
Ilmu Tauhid bertugas membahas soal-soal
I’tiqad, seperti I’tiqad mengenai Ketuhanan dan Kerasulan, hari kiamat dan
lain-lain sebagainya.
Ilmu Fiqih bertugas membahas soal-soal
ibadah lahir, seperti sembahyang, Puasa, Zakat, Naik Haji dan lain-lain.
Ilmu Tasawuf bertugas membahas soal-soal
yang bertalian dengan akhlak dan budi pekerti, bertalian dengan hati, yaitu
cara-cara Ikhlas, khusyu, tawadhu, muraqabah, mujahadah, sabar, redha,tawakkal
dan lain lain yang bertalian dengan hati.
Ringkasannya Tauhid ta’luk kepada I’tiqad,
Fikih takluk kepada amal ibadah, tasawuf takluk kepada akhlak yaitu amalan hati
Kepada setiap orang islam di anjurkan
supaya beri’tiqad sebagai mana yang di atur dalam ilmu tauhid, supaya beribadat
sebagai mana yang di atur dalam ilmu fiqih, supaya ber-akhlak sesuai dengan
ilmu Tasawuf.
2.
Sepanjang sejarah dalam ilmu tauhid (Usuluddin)
telah menonjol ulama-ulama besar, seperti :
1.
Syeikh Abu Hasan Al Asy’ari (wafat 324H)
2.
Syeikh Abu Mansur al Maturidi (wafat 333H)
3.
Syeikh Al Bqilani (wafat 403H)
4.
Syeikh Al Asfaraini (wafat 406H)
5.
Syeikh Al Qusyairi (wafat 465H)
6.
Syeikh Al Juwaini (Imamul Haramaini) (wafat
460H)
Dalam Ilmu Fiqih telah menonjol
ulama-ulama besar, Sperti :
1.
Imam Hanafi (wafat 150H)
2.
Imam Maliki (wafat 179H)
3.
Imam Safi’i (wafat 205H)
4.
Imam Ahmad bin Hanbal (wafat 241H)
5.
Imam Al Juwaini (wafat 406H)
6.
Imam Nawawi (wafat 676H)
7.
Imam Ar Ramli (wafat 1004H)
8.
Imam ibnu Hajar al Haitami (wafat 974H)
9.
Syeikh Khatib Syarbaini (wafat 977H)
10.
Syeikh Zakaria Al Anshari (wafat 926H)
11.
Dan lain lain
Dalam ilmu tasawuf telah menonjol
ulama ulama besar seperti :
1.
Syeikh Hasan Basri (wafat 110H)
2.
Syeikh Rabi’atul Adawiyah (wafat 135H)
3.
Syeikh Sufyan Tsuri (wafat 161H)
4.
Syeikh Ibrahim bin Adham (wafat 161H)
5.
Syeikh Syaqiq al Balakhi (wafat 195H)
6.
Syeikh Ma’ruf al Kharkhi (wafat 200H)
7.
Syeikh Siri Siqthi (wafat 257H)
8.
Syeikh Dzin Nun Al Mishri (wafat 245H)
9.
Syeikh Juneid Al Baqdadi (wafat 297H)
10.
Syeikh Abu Yazid al Busthami
11.
Syeikh Abu Thalib al Makki (wafat 386H)
12.
Syeikh Al Qusyairi (wafat 465H)
13.
Hujjatul Islam Abu Hamid Al Ghazali (wafat 505H)
Beliau-beliau inilah di antaranya ulama-ulama yang mengodok,
merumuskan ,dan langsung membukukan ilmu-ilmu dalam vaknya masing masing,yaitu
dalam usuluddin , Fikih dan Tasawuf , sehingga kita sekarang dapat menikmati
usaha usaha beliau itu dengan membaca kitab kitabnya dan mempelajari pendapat
pendapatnya dalam berbagai kitab yang terbit kemudian.
Sesudah masa abad beliau beliau ini, muncullah berpuluh
puluh dan bahkan sampai beratus ratus ulama islam yang mengikuti jejak beliau
beliau itu dengan mengarang buku buku dan kitab kitab yang bertalian dengan
ilmu usuluddin , Fikih dan Tasawuf yang sampai waktu sekarang kita pelajari dan
kita nikmati serta kita pedomani..
3.
Tasawuf adalah Akhlak dan Budi Pekerti yang baik
berdasarkan Kasih Cinta pada Allah.
Karena itu ajaran tasawuf terdapat dalam
hampir setiap agama, seperti dalam agama Budha, agama Yahudi, agama Kristen dan
lain lain agama Karena tujuan dari agama agama itu pado mulanya adalah akhlak
yang baik, budi pekerti yang luhur berdasarkan cinta kasih pada Tuhan.
Oleh karena itu andaikata terdapat
persamaan ajaran antara budha atau Kristen dalam soal tasawuf dengan islam,
maka janganlah cepat cepat diambil kesimpulan bahwa tasawuf itu diambil dari
agama Budha atau Kristen.
Seorang Ulama wanita ahli tasawuf yang
besar, ibu Babi’atul Adawiyah (wafat 135H) mendasarkan tasawufnya pada kasih
dan cinta berdassarkan “hub” tetapi beliau bukan mengambil “ kasih dan Cinta”
itu dari ajaran agama Kristen, sebab menurut sejarah Islam Ibu Rabi’ah tidak
dikenal pernah belajar pada orang orang Kristen.
Hub atau cintanya ibu Rabi’ah berdasarkan
Islam, bersumber Al Qur’an dan Hadist dan “Hub” yang ada dalam ajaran Kristen
tentu berdasarkan ajaran-ajaran al Masih.
Hal ini tidak heran adanya terdapat
persamaan, karena kedua agama ini berasal dari Tuhan yang Maha Esa juga, dari
satu sumber.
Begitu juga kalau terdapat persamaan ajaran
dengan tasawufnya agama Budha, maka juga tidak mengherankan karena ada
kemungkinan bahwa agama budha adalah agama samawi juga dibawa seorang Rasul
Tuhan yang namanya tidak tersebut dalam Al Qur’an sebab rasul rasul itu banyak
, bukan 25 orang saja tetapi yang wajib kita ketahui hanyalah yang 25 orang,
yang namanya tersebut dalam AlQur’an
dalam Hal ini Tuhan Berfirman :
Artinya :
Dan Rasul rasul yang dulu dulu itu ada yang
Kami kabarkan kepada kamu dan adapula yang tidak kami kabarkan. (An-nisa’164)
Maka ada kemungkinan Budha itu dulu adalah
seorang Rasul, pembawa agama Tuhan, tetapi agamanya itu kemudian dirobah robah
oleh umatnya sebagaimana keadaannya dengan agama Yahudi dan Nasrani.
Karena itu dalam banyak hal terdapat
persamaan persamaan ibadat antara agama budha, Kristen dan Islam.
HAKEKAT TASAWUF
Ibnu Khaldun (wafat 1406H) adalah seorang
yang paling baik keterangannya tentang hakekat tasawuf beliar berkata yang
artinya :
Asal Pokok dari ajaran tasawuf adalah
bertekun beribadat, berhubungan lansung kepada Tuhan, Menjauhkan diri dari
kemewahan dan kemegahan Duniawi, tidak suka pada harta dan Tuah yang di buru
orang banyak dan bersunyi sunyi diri dalam melaksanakan ibadah kepada Tuhan
(Dzuhrul Islam IV-halaman 151) .
Dalam keterangan Ibnu Khuldun ini dapat di
ambilkesimpulan bahwa orang orang tasawuf itu adalah orang orang yang :
1.
Tetap bertekun beribadat kepada Tuhan
2.
Memutuskan pergantungan hatinya selain kepada
Allah
3.
Menjauhkan diri dari kemewahan-kemewahan duniawi
4.
Menjauhkan diri dari berfoya foya dengan harta
benda dan tuah
5.
Berkhalawat atau bersunyi sunyi dalam
melaksanakan Ibadat..
Lalu ibnu Khaldun melanjutkan
keterangannya yang artinya :
“ Hal ini dilaksanakan oleh sahabat
sahabat Nabi dan orang orang salaf, tetapi kemudian pada kurun ke II Hijriah,
setelah orang berebut rebutan mengejar dunia, dan orang sudah enak enaknya
dalam masyarakat keduniaan, maka orang orang yang tetap tekun beribadat sebagai
sediakala dinamai dengan orang orang
tasawuf.
Dari Pandangan Ibnu Khaldun secara
global dapat di simpulkan :
1.
Nabi dan sahabat sahabat beliau beramal dan
berbudi pekerti sesuai dengan tasawuf dan bahkan amal dan akhlak orang tasawuf
bersumber kepada amalan Nabi dan sahabat sahabat beliau.
2.
Ajaran dalam Tasawuf adalah ajaran ajaran yang
berdasarkan Al Qur’an dan Hadist dan amalan sahabat sahabat Nabi, tidak ada
yang menyimpang dari itu.
3.
Dan Pada Kurun ke II Hijriah Orang orang islam
boleh dikatakan sudah ada yang lupa daratan , Sudah mewah mewahan, sudah
berfoya foya, sudah menumpuk numpuk harta, sudah sombong dan menyombongkan
diri, sudah banyak yang takabbur.
4.
Sebagai reaksi dari keadaan itu banyak pula
orang islam yang ingin tetap sebagai sedia kala. Sebagai mana yang diwarisinya, dari zaman Nabi dan Zaman
Sahabat sahabat, Yakni kehidupan sederhana.
5.
Orang orang inilah yang dimanakan Orang orang
tasawuf atau Sufiah.
TASAWUF DAN SUNNAH
NABI
Ilmu tasawuf itu tidak bertentangan dengan Alqur’an dan
Sunnah Rasul, Bahkan AlQur’an dan sunnahlah nan menjadi Sumbernya Juga tidak
bertentangan dengan syariat lahir, tetapi berlain lapangannya.
Andai kata kelihatan orang orang tasawuf yang menyalahi
Syari’at umpamanya dia tidak sembayang, tidak sembayang Jum’at ke Mesjid atau
sembayang tidak berpakaian, makan pada siang hari pada bulan Ramadhan, maka itu
bukanlah orang tasawuf, tetapi tasawuf purak purak, kalau tidak akan dikatakan
orang sinting, dibawah ini akan saya nukilkan perkataan perkataan ulama besar
pemuka pemuka tasawuf yang bertalian dengan itu :
Berkata Imam Abu Yazid al Busthami yang
artinya :
Kalau kamu melihat orang yang di beri keramat sampai dia
terbang di udara , jangan kamu tertarik kepadanya, kecuali kalau ia
melaksanakan suruhan agama, dan menghentikan larangan agama dan membayarkan sekalian
kewajiban syari’at ( risalah Qusyairiyah halaman 14)
Berkata Pemuka
Tasawuf Dzin Nun Al Mishri (wafat 245H)
yang artinya :
Ciri ciri orang yang mencintai Allah ialah siapa yang
mengikuti kekasih Allah nabi Muhammad Saw, dalam Akhlak, perbuatan, suruhan,
dan sunah beliau (risalah Qusyairiyah halaman 8)
Maka ahli Sufi yang tulen mesti menuruti Akhlak, Perbuatan
Sunnah Nabi, andaikata kelihatan seorang sufi melanggar syari’at maka ia
bukanlah ahli sufi.
Selain itu dia juga mengatakan :
Yang artinya : Taubat
orang awan adalah dari pada Dosa, tetapi orang Khawa taubat juga kalau dial
alai zikir pada Allah swt. (risalah Qusyairiyah halaman 9)
Nah ahli ahli sufi menganggap dosa yang harus di tobati juga
kalau lalai zikir pada Allah swt
Imam Tasawuf Ma’ruf
al Karakhi (wafat 200H) berkata yang artinya :
Jauhilah bagimu meninggalkan amal ibadat, karena amal ibadat
yang aka mendekati kamu kepada Tuhanmu, lantas ada yang bertanya : Apakah
Amalan Ibadat itu Jawaban Beliau “ Berkekalan Taat kepada Tuhanmu,
mengkhidmati, dan member nasehat kepada kaum Muslimin. (risalah Qusyairiyah
halaman 9)
Iman tasawuf yang besar ini Ma’ruf al Karakhi menyuruh orang
supaya beribadat kepada Tuhan, tentu dengan memperbanyak sembahyang, banyak
berpuasa, banyak zikir, banyak tahajud dan mendoa. Juga jangan meninggalkan
mengkhidmati ummat islam yang member nasehat kepada mereka.
Orang orang yang tidak melaksanakan amal ibadat bukanlah
ahli sufi , akan tetapi adalah muslin yang durhaka kepada Tuhannya
Imam Tasawuf yang
besar Siri Suqthi berkata (wafat 257H) yang artinya :
Tasawuf itu adalah nama dari tiga unsur :
1.
Orang yang tidak mengalahkan nur ma’rifatnya akan nur wara’nya
2.
Orang yang tidak menfatwakan ilmu ilmu bathin
yang berlawanan dengan kitab/Sunnah
3. Orang
yang keramatnya tidak di bawanya untuk melanggar larangan Tuhan (risalah Qusyairiyah halaman 10)
Jadi yang dinamakan
ahli sufi itu adalah : Orang orang yang ilmu ma’rifatnya tidak mengalahkan
ilmu syari’at, ilmu tasawufnya (ilmu Bathinya) tidak melanggar qur’an dan
Hadist dan orang orang keramat tidak melanggar larangan Allah.
Dari perkataan Siri Suqthi ini dapat diambil kesimpulan :
Bahwa Ilmu tasawuf itu tidak bertentangan dengan syari’at tetapi sebagai yang
saya katakan di atas, hanya berbeda sasarannya.
Ilmu syariat sasarannya ibadat lahir, seperti Sembahyang,
Puasa, Zakat, Haji dan lain lain. Ilmu Kalam sasarannya I’tiqad dan kepercayaan
sedangkan ilmu tasawuf sasarannya Budi Pekerti, kesucian hati da rohaniah.
Ulama Tasawuf Al
Muhasibi (wafat 243H) berkata yang artinya :
Barang siapa yang membetulka hatinya dengan Muraqabah dan
Ikhlas, maka Allah akan menghiasi zhahirnya dengan Mujahadah dan mengikuti
sunnah (risalah Qusyairiyah halaman 12)
Dapat di ambil pengertiannya bahwa orang orang yang
bathinnya bebar bebar ikhlas dan Musyahadah dengan Tuhan sudah pasti badanya
diberi pakaian, rajin beribadat dan mengikuti sunnah Nabi.
Nah kalau ada orang orang yang mengatakan dirinya Alhli Sufi
itu boleh dilihat keadaannya sehari hari, kalau dia orang yang rajin beribadat
dan selalu menghadap Tuhan maka benarlah ia seorang sufi tulen. Tetapi kalau
tidak , maka dia itu adalah sufi tiruan.
Berkata Imam Tasawuf yang lain Juneid Al Baqdadi (wafat
297H) yang artinya :
Jalan jalan semuanya tertutup bagi makhluk , terkecuali bagi
orang orang yang mengikuti sunnah Rasulullah Saw (risalah Qusyairiyah halaman
19)
Dalam perkataan lainnya yang artinya :
Madzhab kita ini (ilmu tasawuf) di pautkan kepada Alqur’an
dan hadist (risalah Qusyairiyah halaman 19)
Juneid Baqdadi ini teah di akui oleh ahli tasawuf pada
zamannya sebagai imam besar. Beliau adalah kemenakan Siri Suqthi dari ucapan
beliau ini kita dapat mengambil kesimpulan :
1.
Seluruh ilmu dalam amalan Tasawuf berdasarkan
Qur’an dan Hadist
2.
Andaikata kelihatan amalan tasawuf itu
bertentangan dengan qur’an dan hadist maka ini bukanlah tasawuf Islam
Dengan ucapan imam Tasawuf yang
besar ini saya tutup masalah ini dan kita beralih pada pembicaraan yang lain .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar