MURAQABAH
Muraqabah
adalah salah satu ajaran Tasawuf, dalam bahasa arab artinya Intip maintip.
atau awas ma
awasi.
Dalam istilah tasawuf, artinya
Muraqabah adalah :
Kita meyakini sepenuh hati bahwa Tuhan yang Maha Kuasa selalu melihat dan
mengawasi kita, Tuhan mengetahui seluruh gerak gerik kita dan bahkan yang
terlintas dalam hati kitapun di ketahui Tuhan.
Imam
Qusyairi berkata, yang artinya :
Muraqabah
ialah, bahwa hamba yakin sepenuhnya bahwa Tuhan selalu melihatnya (risalah
Qusyairiyah halaman 78).
Maka
terhadap Tuhan, seorang hamba Allah harus ta’at kepadaNya, harus mengikuti
suruhanNya dan harus mengikuti seluruh kemauanNya. Ia menganggap seolah olah
Tuhan berada di mukanya, mengawasi seluruh pekerjaannya dan gerak geriknya,
inilah yang dinamakan Muraqabah.
Seorang ahli
Sufi berkata yang artinya :
Siapa yang
Muraqabah dengan Tuhan dalam hatinya maka Tuhan akan memeliharanya dari berbuat
dosa.(risalah Qusyairiyah halaman 88)
Maksud perkataan
ini adalah bahwa orang yang selalu muraqabah dengan Tuhan, pasti ia akan
mengerjakan dosa lagi, karena Tuhanmenjauhkan ia dari perbuatan dosa.
Seorang ahli
Sufi terkenal Nashrabadzi berkata yang artinya :
“Raja”
mengerakkan kamu supaya berbuat amal saleh “khauf” menjauhkan kamu dari ma’siat
dan “muraqabah” membawamu ke jalan yang benar.
Ini adalah
tiga ajaran penting dalam tasawuf yaitu “RAJA”, KHAUF, dan MURAQABAH.
Seorang ahli
Sufi, Abu Hafash berkata, yang artinya :
Kalau kamu
duduk mengajar, maka yang wajib kamu ajari lebih dahulu hatimu dan dirimu.
Janganlah kamu terpedaya dengan banyaknya orang yang terkumpul di hadapanmu,
karena orang orang itu hanya memperhatikan tampangmu yang lahir,sedangkan Tuhan
mengintip hatimu yag bathin (risalah Qusyairiyah halaman 88)
Jadi Arti
Muraqabah adalah : Dengan yakin kita mengetahui bahwa Tuhan selalu mengawasi
kita.
Ihsan itu
adalah :
Bahwa engkau
sembah Tuhanmu, seolah olah engkau melihat Ia, kalau engkau tidak dapat berbuat
begitu, maka yakinlah bahwa Tuhan melihat engkau, (H.R Bukhari dan Muslim –
Sahih Bukhari I Halaman 15)
Inilah pangkal
dari pengajian Muraqabah.
Jadi arti Muraqabah
yang sebenarnya adalah : Keyakinan kita bahwa Tuhan melihat, mengawasi, dan
mengintip kita selalu.
Didalam Al
Qur’an di terangkan permintaan Nabi Musa ketika Munajat di bukit Sinai, supaya
Tuhan memperlihatkan diriNya kepada nabi Musa.
Tuhan
Menjawab : ENGKAU TIDAK BISA DAN TIDAK SANGGUP MELIHATKU
Tuhan
seterusnya berkata pada nabi Musa, Coba engkau lihat bukit ini, karena aku aka
memperlihatkan diriKu kepadanya, Kalau bukit ini tenang saja maka engkau
sanggup melihatku, Setelah tuhan memperlihatkan ZatNya kepada bukit maka bukit Sinai
itu Gempar Gementar, seolah olah gempa besar terjadi, disana sini rubuh dan
runtuh.
Nabi musa
ketika itu tersungkur, pingsan, tidak sadarkan diri, tatkala nabi musa sadar
akan dirinya, maka dia berkata : Maha Suci Engkau, saya taubat dan saya orang
yang mula mula percaya ke padaMu.
Kisah ini
disebutkan dalam surat A’raf – ayat 143 yang berbunyi :
Add caption |
Dan tatkala Musa datang untuk (munajat dengan Kami) pada
waktu yang telah Kami tentukan dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya,
berkatalah Musa: "Ya Tuhanku, nampakkanlah (diri Engkau) kepadaku agar aku
dapat melihat kepada Engkau". Tuhan berfirman: "Kamu sekali-kali
tidak sanggup melihat-Ku, tapi lihatlah ke bukit itu, maka jika ia tetap di
tempatnya (sebagai sediakala) niscaya kamu dapat melihat-Ku". Tatkala
Tuhannya menampakkan diri kepada gunung itu, dijadikannya gunung itu hancur
luluh dan Musa pun jatuh pingsan. Maka setelah Musa sadar kembali, dia berkata:
"Maha Suci Engkau, aku bertaubat kepada Engkau dan aku orang yang
pertama-tama beriman". (QS A’raf 143)
Bukit yang begitu kokoh tidak saggup melihat zat Allah yang
besar, apalagi manusi yang dhaif ini.
Karena itu Tuhan tidak memperlihatkan zatNya kepada manusia
di dunia ini, terkecuali pada nabi Muhammad Saw seorang yang kuat lahir bathin
Bertalian dengan soal melihat Tuhan ini, jadi mungkin kurang
elok kalau ada yang mau mengarang buku membuat judul/Tema Si anu Pencari Tuhan alangkah
baiknya kalau di pakai kalimat si Anu mencari keredhaan Allah dan Menemukan
keredhaan Allah.
Sebabnya ialah karena Tuhan Allah itu dekat kepada kita
makanya tidak perlu dicari cari lagi :
Tuhan berfirman menyatakan diriNya :
Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku,
maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang
yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi
(segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu
berada dalam kebenaran. QS Al-Baqarah 186
Dan firman Tuhan lagi :
Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan
mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya
daripada urat lehernya, (QS Qaf 50:16)
Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah
menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan
isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan
perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan)
nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan
silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan
mengawasi kamu. QS an Nisa’ : 1
Dan firmannya lagi :
Tidak halal bagimu mengawini perempuan-perempuan sesudah itu
dan tidak boleh (pula) mengganti mereka dengan isteri-isteri (yang lain),
meskipun kecantikannya menarik hatimu kecuali perempuan-perempuan (hamba
sahaya) yang kamu miliki. Dan adalah Allah Maha Mengawasi segala sesuatu.
QS al-Ahzab :52)
Bagi tuha tidak ada yang tersembunyi :
Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar mengawasi.
Firman Tuhan lagi :
Sesungguhnya bagi Allah tidak ada satupun yang tersembunyi
di bumi dan tidak (pula) di langit. Ali Imran : 5
Firman Allah lagi :
Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa:
Kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy. Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam
bumi dan apa yang keluar daripadanya dan apa yang turun dari langit dan apa
yang naik kepada-Nya. Dan Dia bersama kamu di mana
saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.
QS Al Hadid : 4
Dalam Hadist Nabi yang artinya :
Dari Abu Dzar Jandub bin Junadah dan Abi Abdurrahman Muadz
bin Jabal Rda Rasulullah Saw berkata bertaqwalah kepada Tuhan dimana saja
engkau berada, Perbuatan yang buruk iringi dengan perbuatan yang baik, dan
perlakukanlah manusia dengan akhlak yang baik (H.R Tarmizi – Dalilul – Falihin,
I Hal 227/228)
Dari hadist ini dapat di pahami bahwa kita harus Maraqabah
harus bertaqwa kepada Tuhan dimana saja kita berada dan harus diyakini bahwa
Tuhan melihat dan memperlihatkan amal kita kapan saja dan dimana saja.
Dalam Hadist juga di sebutkan yang artinya :
Dari Ibnu Abbas Rda, beliau berkata : Pada suatu kali saya
berkendaraan duduk dibelakang beliau (Nabi Muhammad) maka beliau berkata kepada
saya Hai Ghulam ! saya akan mengajari kamu beberapa buah kata , Peliharalah
Tuhan nanti Ia akan memelihara engkau, Peliharalah Allah nanti Ia akan selalu
di hadapan engkau, apabila meminta maka mintalah kepada Allah dan apabila
meminta pertolongan, memintalah keepada Allah. (H.S.R Tirmidzi – Dalilul Falihin
I – 228)
Maksud dari hadist ini adalah supaya kita selalu bertaqwa
kepada Allah di mana saja kita berada, mengikuti suruhan dan menghentikan
laranganNya dengan begitu IA akan memelihara kita pula.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar